Pembelajaran di Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) tidak hanya berlangsung di ruang kelas. Pada 9 Juni lalu, Prof. Muji Setiyo, dosen Teknik Mesin UNIMMA, mengajak empat mahasiswa melakukan kuliah kasus lapangan ke Penstok Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Garung yang terletak di sekitar Telaga Menjer, Wonosobo.

Sebagai program studi terbaik di Magelang, Teknik Mesin UNIMMA terus berkomitmen menghadirkan pengalaman belajar berbasis praktik langsung. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana mahasiswa diajak memahami teori sekaligus melihat penerapannya di lapangan.

Di lokasi penstok, para mahasiswa berkesempatan mengamati langsung salah satu komponen penting dalam sistem PLTA, yakni jalur pipa besar yang mengalirkan air dari Telaga Menjer ke rumah turbin. Prof. Muji memberikan dua tugas utama sebagai proyek praktikum lapangan yang terintegrasi dengan mata kuliah Mekanika Fluida dan Mesin Konversi Energi (MKE).

Proyek 1: Menghitung Potensi Energi

Tugas pertama yang diberikan adalah mengumpulkan data teknis penstok, seperti:

  • Ketinggian total (ΔH) antara Telaga Menjer hingga mulut turbin

  • Debit aliran air (liter per detik)

Dengan data tersebut, mahasiswa akan menghitung potensi energi air yang tersedia hingga mencapai turbin, menggunakan rumus energi potensial fluida yang melibatkan berat jenis air (ρ) dan percepatan gravitasi bumi (g).

Selain itu, mahasiswa juga ditugaskan mencari informasi jenis turbin yang digunakan di PLTA Garung, termasuk efisiensinya. Dari data daya listrik yang dihasilkan, mereka akan menghitung efisiensi keseluruhan sistem pembangkitan.

Proyek 2: Menghitung Rugi Gesek Aliran

Proyek kedua fokus pada aspek aliran fluida di dalam pipa. Mahasiswa mengukur panjang pipa penstok dari mulut di Telaga Menjer hingga ke rumah turbin. Dengan data diameter pipa, material pipa, dan kondisi aliran, mahasiswa akan menghitung rugi gesek (head loss) yang terjadi di dalam pipa. Menariknya, saat pengamatan langsung di lapangan, mahasiswa memperkirakan diameter pipa penstok dengan cara membandingkan tinggi badan mereka. Hasil pengamatan visual menunjukkan diameter pipa sekitar 3,5 meter.

Memahami Fenomena Dinamik Sistem

Selain mengukur data teknis, mahasiswa juga mempelajari desain mounting (penyangga) pipa penstok. Pipa penstok PLTA Garung tidak dibuat fixed rigid sepenuhnya, melainkan memiliki sistem rolling di bawahnya. Hal ini penting agar pipa mampu mengakomodasi getaran, perubahan tekanan akibat dinamika aliran air, serta potensi pergeseran akibat gempa bumi.

Prof. Muji menjelaskan, sambungan yang fleksibel ini juga berfungsi mengurangi risiko kebocoran saat terjadi hentakan tekanan mendadak, misalnya ketika proses shut off atau saat PLTA berhenti lalu memulai operasi kembali. Fenomena water hammer menjadi salah satu aspek penting yang dipelajari mahasiswa secara langsung di lapangan.

“Kalau kita pipa kecil saja langsung ditutup bisa bergetar hebat, apalagi pipa sebesar ini yang membawa berton-ton air setiap detik,” ujar Prof. Muji sambil mengajak mahasiswa melanjutkan eksplorasi ke bagian bawah instalasi.

Melalui kuliah kasus lapangan ini, mahasiswa Teknik Mesin UNIMMA tidak hanya memahami teori, tetapi juga menyaksikan secara langsung bagaimana ilmu teknik diterapkan di lapangan, sekaligus merasakan tantangan nyata di industri energi.

Program Studi Teknik Mesin UNIMMA, sebagai program studi terbaik di Magelang, terus berkomitmen menghadirkan pembelajaran berbasis pengalaman nyata, agar lulusannya siap bersaing di dunia kerja.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk, Ikuti Media Sosial Kami!
Dapatkan informasi terbaru, inspirasi, dan berbagai kegiatan menarik lainnya dengan mengikuti akun resmi kami di media sosial.

  

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak digital ya..