Indonesia sedang berada di ambang momen bersejarah. Bonus demografi sebuah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibanding usia non-produktif yang sering digadang-gadang sebagai peluang emas untuk mendorong kemajuan ekonomi bangsa. Namun, pertanyaan besar yang harus kita jawab bersama adalah, apakah kita benar-benar siap memanfaatkannya, atau justru akan terjebak dalam ancaman beban demografi?
Secara teori, bonus demografi menjanjikan lonjakan pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja yang melimpah dapat menjadi motor penggerak industri, inovasi, dan kemajuan teknologi. Namun realitas menunjukkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia masih menghadapi tantangan mendasar. Banyak lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, rendahnya kompetensi berpikir kritis, dan masih dominannya pencapaian simbolik dibanding kualitas substantif.
Bonus demografi hanya akan menjadi peluang jika perguruan tinggi mampu melahirkan lulusan yang adaptif, relevan, dan berintegritas tinggi. Tanpa itu, kita justru berisiko menghadapi gelombang besar angkatan kerja yang tidak siap bersaing, berujung pada pengangguran dan ketimpangan sosial.
Fakultas Teknik Unimma, khususnya Program Studi Teknik Mesin, sangat menyadari tantangan ini. Fakultas Teknik dan Prodi berkomitmen menyiapkan dosen yang kompeten, mengembangkan kurikulum adaptif, membangun kemitraan erat dengan industri, serta menjaga integritas akademik secara konsisten.
Melalui pendidikan yang menekankan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, Teknik Mesin Unimma bertekad melahirkan generasi yang tidak hanya siap menghadapi bonus demografi, tetapi juga mampu mengubahnya menjadi kekuatan besar bagi kemajuan bangsa.
Bonus demografi adalah peluang sekali seumur hidup. Dengan strategi yang tepat, sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, kita bisa memastikan bahwa generasi emas Indonesia bukan sekadar slogan, melainkan kenyataan yang membawa manfaat nyata bagi masa depan.
